PERSPEKTIF DAN TEORI KOMUNIKASI


Penelusuran terhadap sember-sumber pemikiran dalam studi komunikasi dapat dimulai dari pemikiran Littlejohn (1989), tentang apa yang ia sebut sebagai proses inquiry dalam kajian komunikasi. Inquiry adalah studi sistematis mengenai pengalaman yang mengarah pada pemahaman dan pengetahuan. Para ilmuwan atau teoritisi akan terikat dalam inquiry ketika mereka berusaha untuk mengetahui sesuatu dalam suatu cara yang tertata. Inquiry mencakup tiga tahapan yaitu:

Asking Questions
Observation
Constructing Answer

Asking Questions
Merupakan proses mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menarik, signifikan dan akan menimbulkan jawaban-jawaban yang sistematis. Misalnya apakah itu ?, bagaimana kita menyebutnya ?, Cantikkah, efektifkah ?.

Observation
Pada tahapan ini para ilmuwan berusaha mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Metode observasi akan berubah secara signifikan dari satu tradisi pemikiran ke tradisi pemikiran yang lain. Observasi misalnya dengan eksperimen, wawancara mendalam.

Constructing Answer
Pada tahapan ini, para ilmuwan berusaha mendefinisikan, menerangkan dan menjelaskan guna membuat penilaian-penilaian. Tahapan ini dekenal sebagai TEORI.

Tahapan-tahapan dalam inquiry tidak dipahami secara linier karena setiap tahapan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tahapan yang lain. Observasi sering menstimuli munculnya pertanyaan-pertanyaan baru, teori-teori diperdebatkan melalui observasi dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Teori-teori mengarah pada pertanyaan-pertanyaan baru dan observasi sebagian ditentukan oleh teori.

            Tipe inquiry yang berbeda akan memunculkan akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang berbeda, menggunakan metode-metode observasi yang berbeda dan mengarah pada jenis-jenis teori yang berbeda pula.

            Menurut Littlejohn (1989), metode inquiry dapat dikelompokkan dalam tiga bentuk Scholarship, yaitu :

Scientific scholarship
Humanistic scholarship
Social scientific
Dan ditambahkan satu aktifitas keilmuan lain yaitu  communication as a social science.







GAMBAR 1.  Melukiskan interaksi diantara tahapan-tahapan inquiry


    Questions



            Theory                                    Observation


 

The Stages of Inquiry



Perspektif, Teori dan Metode Penelitian

Ambil sebuah kertas dan tanyakan pada sekelompok mahasiswa, apa yang saya bawa ?. seorang mahasiswa akan menjawab kertas, yang lain menjawab sesuatu yang dapat ditulisi, sesuatu yang terbuat dari kayu jerami. Semua jawaban mengandung kebenaran. Kita menyebut surat untuk kertas yang kita terima dari tukang pos, iklan setelah kita tahu isinya penawaran barang atau jasa. Bila cara menggambarkan benda fisik saja cukup pelik, apalagi cara menggambarkan realitas yang lebih abstrak seperti cinta, keadilan, kebenaran, kebebasan dan lain sebagainya. Kebenaran ternyata tidak sederhana. Berdasarkan contoh diatas kita melihat perbedaan perspektif merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Pada hari yang sama seorang pria bisa sekaligus seorang ayah, seorang profesor, seorang muslim, seorang Jawa dan sebagainya.

Lazimnya orang menggunakan perspektif yang berlainan terhadap suatu objek, bergantung pada atribut-atribut pribadi dan latar belakang sosial mereka. Setiap orang menghadapi situasi dengan sudut pandang  (point of view) / nama lain dari perspektif yang berbeda karena itu melihat suatu realitas berbeda pula. Dalam kelompok, perspektif itu muncul berdasarkan komunikasi antar anggota kelompok selama mereka menjadi bagian dari kelompok tersebut. Para anggota kelompok berbagi perspektif tersebut dan menggunakannya untuk menafsirkan realitas apapun yang mereka temui dalam kehidupan mereka.
Sepintas  perspektif itu sama dengan persepsi. Perspektif itu bukan persepsi melainkan pemandu persepsi kita. Perspektif mempengaruhi apa yang kita lihat dan bagaimana kita menafsirkan apa yang kita lihat tadi. Perspektif adalah ”kacamata” yang kita pakai untuk melihat.


 

               Kerangka  Konseptual
PERSPEKTIF      Perangkat Asumsi                    Mempengaruhi                 Mempengaruhi
               Perangkat Nilai                     persepsi kita                    tindakan dalam
               Perangkat Gagasan                                                         situasi

JADI:

Perspektif adalah suatu kerangka konseptual, suatu perangkat asumsi, nilai atau gagasan yang mempengaruhi persepsi kita dan pada gilirannya mempengaruhi cara kita bertindak dalam suatu situasi
                                   
Perspektif dalam bidang keilmuan sering juga disebut paradigma dan ada kalanya disebut mazhab pemikiran. Istilah lain sering diidentikkan dengan perspektif adalah pendekatan, strategi intelektual, kerangka konseptual, kerangka pemikiran dan pandangan dunia (worldview).


Paradigma Teori Sosial :
  1. Paradigma Fakta Sosial
  2. Paradgma Definisi Sosial
  3. Paradigma Perilaku Sosial

Paradigma Fakta Sosial
Objek adalah fakta sosial yang terdiri dari struktur sosial (bisa berupa kelompok  seperti kelompok politik, atau dapat berupa pemerintahan, kesatuan masyarakat tertentu dan pranata-pranata sosial (norma-norma sosial). Objek studi paradigma ini adalah bagaimana fakta-fakta sosial ini mempengaruhi tindakan-tindakan manusia. Contoh bagaimana lemabaga ekonomi / perbankan mempengaruhi perilaku anggota masyarakat.

Paradigma Definisi Sosial
Paradigma ini memandang manusia sebagai orang yang aktif menciptkan kehidupan sosialnya sendiri. Penganut paradigma ini mengarahkan perhatian pada bagaimana caranya manusia mengartikan kehidupan sosial atau bagaimana mereka membentuk kehidupan sosial yang nyata dengan kata lain bagaimana mereka mendefinisikan situasi.
Contoh apa arti tanah bagi masyarakat papua ?. tanah diartikan mereka adalah sesuatu yang sakral.

Paradigma Perilaku Sosial
Pokok persoalan dalam paradigma ini adalah perilaku manusia dan perulangannya. Memusatkan perhatian pada tingkah laku individu yang berlangsung dalam lingkungan yang menimbulkan akibat atau perubahan terhadap tingkah laku berikutnya. Manusia dianggap sebagai manusia pengejar keuntungan. Contoh semakin sering suatu tindakan dilakukan yang mendatangkan respon positif dari orang lain, maka semakin besar kemungkinan tindakan serupa akan dilakukan kembali.

Membicarakan teori pada dasarnya membicarakan perspektif yang melatarbelakanginya. Dalam materi ini, kita menggunakan perspektif dan paradigma sebagai hal yang identik. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

Teori adalah suatu usaha untuk menerangkan atau menggambarkan pengalaman, suatu ide tentang bagaimana suatu peristiwa tertentu terjadi. Atau teori adalah penggambaran terbaik atas suatu keadaan, berdasarkan pengamatan yang sistematik (Watt dan Van Den Berg). Kerlinger mengatakan Teori  adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan, menyajikan suatu pandangan yang sistematik atas fenomena dengan menjabarkan hubungan-hubungan dengan tujuan menjelaskan dan meramalkan fenomena tersebut.

Pengertian yang singkat mengatakan teori adalah konseptualisasi atau penjelasan logis tentang suatu fenomena.

Seperti yang dikatakan Littlejohn sebelumnya. Teori merupakan tahap ketiga (mencari jawaban), setelah tahap bertanya (merumuskan pertanyaan) dan tahap kedua (pengamatan). Metode pengamatan berbeda antara perspektif yang satu dengan yang lainnya. Sebagian ilmuwan sosial meneliti dokumen-dokumen lama, sebagian lainnya terlibat secara pribadi, yang lainnya menggunakan instrumen dan eksperimen terkontrol. Namun penelitian tidak linier seperti itu. Setiap tahap mempengaruhi dan dipengaruhi tahap lainnya. Pengamatan sering merangsang pertanyaan baru dan pengamatan antara lain ditentukan oleh Teori, dan pada gilirannya teori juga ditentukan oleh perspektif. Jadi suatu teori harus konsisten dengan perspektifnya dan metode serta teknik penelitian (pengamatan) harus konsisten dengan teorinya dan sekaligus dengan perspektif yang digunakan. Misalnya  menggunakan perspektif behavioristik dengan teori SR, SOR atau teori belajar sosial dari Albert Bandura, namun metode yang digunakan metode deskriptif (harusnya metode penelitian bersifat Kuantitatif) atau menggunakan teori humanistik dari Carl Rogers tetapi metode penelitiannya bersifat kuantitatif (seharusnya kualitatif)

Perspektif adalah suatu kerangka konseptual, suatu perangkat asumsi, nilai atau gagasan yang mempengaruhi persepsi kita dan pada gilirannya mempengaruhi cara kita bertindak dalam suatu situasi

Semua perspektif menangkap sebagian dari realitas, yakni menonjolkan aspek-aspek tertentu dan mengabaikan aspek-aspek lainnya. Tidak satupun perspektif dapat menangkap keseluruhan realitas yang diamati. Jadi suatu perspektif bersifat terbatas dan mengandung bias karena hanya memungkinkan manusia melihat satu sisi saja dari realitas ”di luar sana”. Dengan kata lain tidak ada perspektif yang memungkinkan manusia dapat melihat semua aspek realitas secara simultan.

No comments:

Post a Comment