MAHAR (Kisah Nyata tentang Mahar Terindah berupa TAUHID)

Aku bertemu suami hampir sebelas tahun lalu semasa semester akhir di perguruan tinggi. Awal yang tak sengaja, saat aku kena tilang (Istilah untuk pelanggaran aturan lalu lintas) di jalan sepulang kuliah. Suami lah yang kala itu menilangku. Karena tergesa-gesa pulang, helemku yang usai dipinjam teman ketinggalan di parkiran kampus. Seminggu berikutnya, aku kena razia lagi, gara-gara lupa membawa SIM. Itulah aku, masih muda tapi pelupa. Belum lagi kebiasaanku yang ceroboh dan asal taruh makin menambah daftar hitam “sifat burukku”. Bapak dan ibu sering sekali menegurku. Dan saat razia ini lagi-lagi aku berhadapan dengan polisi yang sama. Ya suamiku itu.

“Saudari tidak malu kena tilang terus?” Tanyanya kala itu sambil senyum-senyum.
Ya, malu pak. Bapak juga nggak bosen nilang saya?” Jawabku sekenanya.
Dia dan beberapa temannya tertawa. Aku diam-diam merasa dongkol. Siapa yang pingin lupa dan siapa juga pingin kena tilang? Aku menggerutu dalam hati.

Pertemuan ketiga terjadi saat tak sengaja ketemu. Suamiku yang kala itu masih bujang, dia belanja ke pasar! Ini benar-benar kejutan. Laki-laki pergi ke pasar, masih berpakaian dinas lagi. Ia begitu “pede” dan tampak terbiasa melakukannya. Saat aku masih terbengong melihatnya, dia melihat dan mendekatiku.

“Apa kabar, Mbak. Belanja ya?” sapanya ramah.
Ya, nganter ibu.
Belanja juga ya, Pak?”
Biasa kok, belanja titipan itu. Jangan panggil saya pak. Nama saya Suryo.” Aku manggut-manggut.

Aku sempat “dekat” dengannya selama tiga bulan. Qadarullah, saat itu aku mulai kenal Islam lebih dekat. Awalnya saat persiapan skripsi, aku harus “mendadak” jadi anak kost. Tujuanku untuk hemat energi dan bisa lebih konsen dalam mempersiapkan makalah. Kebetulan setelah mencari kos kian kemari, yang kosong cuma “kos-kosan ninja”, kata teman yang membantu mencari kos. Awalnya aku enggan dan tak berminat. Ternyata hikmah dan “skenario langit” itu kusadari kini. Musim hujan yang sering turun kala itu, juga membuatku tak bisa menolak untuk tidak kos di sana. Intinya, Allah tak memberiku pilihan lain. Meski awalnya asing bersama “ninja” tapi akhirnya, syukur alhamdulillah, tak pernah henti-henti kuucap.

Dari gaul dengan teman-teman akhwat itu, aku tahu kenapa tak ada istilah pacaran dalam Islam. Padahal, hampir tiga bulan aku di kos-kosan itu. Tiap malam Ahad aku “diapelin”. Astaghfirullah, malurasanya bila ingat itu.

Akhirnya, aku memutuskan baik-baik hubunganku dengannya. Meski awalnya ia tak mau. Aku memberinya pengertian dan asal pembaca tahu, suamiku saat itu masih non muslim. Ia Katholik taat. Bahkan, aku sening mengantarnya ke gereja. Itu kulakukan karena saat itu pemahaman agamaku sangat minim.

Sedih. Tentu dan itu pasti, Tapi aku telah memilih “jalan baru”. Aku hapus semua tentangnya, dari foto, nomor HP atau segala hal yang berhubungan dengannya. Hatiku ringan karena niatku semata merigharap nidha Allah. Skripsiku pun berjalan lancar. Dan saat wisuda IP-ku sangat memuaskan. Walhamdulillah.

Selesai kuliah, aku minta ijin ortu untuk tetap tinggal di kost. Itu kulakukan untuk menjaga ghirah dan istiqamah. Maklum, aku baru hitungan bulan mengenal manhaj ini, jadi butuh lingkungan yang mendukung. Aku tak yakin bila di rumah, sebab di numah bapak membuka rental PS (Playstation).

Rumah kecilku biasa jadi tongkrongan anak-anak dan remaja. Aku merasa tak nyaman di rumah. Untuk melarang bapak pun aku tak berani.

Untuk biaya hidup, aku mengajar. Hingga delapan bulan dari kelulusan. Sebuah sms kuterima dari Suryo. Padahal aku sudah ganti nomor handphone. Rupanya ia minta ke orang tuaku.

Pesannya singkat, “Maukah kau menikah denganku?”

Ya Allah pria ini masih saja mengharapkanku. Padahal aku telah membuang jauh tentangnya. Aku hapus SMS-nya, tanpa kubalas.

Malam Ahad, seperti biasa aku pulang ke rumah. Dan yang mengejutkanku Suryo mencariku. Penting kata bapak. Kepada bapak Suryo bilang ingin melamarku. Ia juga titip susuatu untukku. Amplop besar kubuka selepas Suryo pulang. Masya Allah, isinya adalah SK beberapa surat keterangan dari atasan hingga kantor pusat mengenai kepindahan agamanya. Surto telah menjadi mualaf.

Air mataku berlingang, tangisku pecah. Ternyata begitu putus dariku, ia langsung mengurus surat pindah agama pada kantor dinasnya. Yang luar biasa, ia juga belajar dien mulia ini pada sebuah kajian salaf, subhanallah. Kuharap kepindahan agamanya semata karena Allah.

Akhirnya kuberi jawaban “ya” pada suryo lewat bapak. Kami baru bisa menikah beberapa bulan kemudian, karena harus menyelesaikan beberapa urusan terkait dinas.

Mahar terindah untukku adalah keislamannya. Sepanjang pernikahan itu aku tak henti berurai airmata, airmata bahagia. Bayangkan, usai akad nikah, 5 dari 7 saudara Mas Suryo juga menjadi mualaf-mualaf baru menyusul Mas Suryo. Walhamdulillah. Bapak dan ibu Mas Suryo tak bermasalah. Bahkan beliau berdua dekat dengan kami siang malam. Tak henti kumohon pada Allah agar memberi hidayah pada beliau berdua. Apalagi bila kuingat begitu luar biasanya baiknya mereka padaku, pada besan, pada keluarga, tetangga juga lingkungan sekelilingnya. Aku selalu berharap hidayah itu datang, amin.

Kini, kami sudah punya dua momongan. Aku dan suami selalu berangkat taklim bila ia tak dinas. Harapanku, keluarga yang kami bangun langgeng, sakinah mawaddah wa rahmah. (***).

SUBHANALLAH, SUNGGUH LUAR BIASA.. Terharuuuuu T_______T"

Sebagaimana diceritakan shahibul qishah pada Ummu Nawwaf

sumber : Majalah NIKAH SAKINAH vol 9 no 12

6 Alasan "Kenapa Babi itu Haram di Makan"!!!!

1. Apakah anda tahu kalau babi tidak dapat disembelih di leher? Ya, karena mereka tidak memiliki leher, sesuai dengan anatomi alamiahnya. Bagi orang yang beranggapan kalau babi memang harus disembelih dan layak bagi konsumsi manusia, tentu Sang Pencipta akan merancang hewan ini dengan memiliki leher.

2. Konsumen daging babi sering mengeluhkan bau pesing pada daging babi (menurut penelitian ilmiah, hal tersebut disebabkan karena praeputium babi sering bocor, sehingga urine babi merembes ke daging).

 3. Babi adalah hewan yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi hewan lain. Ia melahap semua makanan yang ada di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi, untuk memuaskan kerakusannya. Ia tidak akan berhenti makan, bahkan memakan muntahannya. Ia memakan semua yang bisa dimakan di hadapannya. Memakan kotoran apa pun di depannya, kotoran manusia, hewan atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya sendiri, hingga tidak ada tersisa.

4. Kadang ia mengencingi kotorannya dan memakannya jika berada di hadapannya, kemudian memakannya kembali. Ia memakan sampah busuk dan kotoran hewan. Babi adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar dan dalam waktu lama jika dibiarkan. Kulit orang yang memakan babi akan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

5. Penyakit-penyakit cacing pita merupakan penyakit yang sangat berbahaya yang dapat terjadi karena mengonsumsi daging babi. Cacing berkembang di bagian usus 12 jari di tubuh manusia, dan beberapa bulan cacing itu akan menjadi dewasa. Jumlah cacing pita bisa mencapai sekitar ”1000 ekor dengan panjang antara 4 – 10 meter”, dan terus hidup di tubuh manusia dan mengeluarkan telurnya melalui BAB (buang air besar).

 6. Daging babi merupakan penyebab utama kanker anus & kolon. Persentase penderita penyakit ini di negara-negara yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis, terutama di negara-negara Eropa, dan Amerika, serta di negara-negara Asia (seperti Cina dan India). Sementara di negara negara Islam, persentasenya amat rendah, sekitar 1/1000.

 Itulah Beberapa alasan Kenapa Allah S.W.T melarang kita Memakan daging Babi. Subhanallah.

Tolong Disebarkan. Semoga menjadi manfaat bersama. Aamiin

 ▀▄▀Sumber: Yusuf Mansur ▀▄▀

::: KESAKSIAN ORANG MATI SURI ::::

" Kisah nyata ini sungguh dapat di jadikan pelajaran bagi Kita yang masih hidup " " Cerita ini sungguh mmbuat kita MERINDING" kita akan menangis setelah membaca kisah ini, kita akan di bawa merenung "Kesaksian Orang Mati Suri"

Begitulah judul kisah nyata kali ini, dia adalah : Ella Az-Zahra Aslina adalah warga pekan baru yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri. Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka.

Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah datang pada dirinya. Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun. Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid) . Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit di jakarta.

Setelah itu, Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa dioperasi.. ”Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,’ ‘ jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah. Malamnya Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke jakarta sekitar pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak. Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke ruang perawatan. ”Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir, ” ungkapnya.

Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya. ”Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur,” begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang. ”Saya telah merasakan mati,” ujar anak yatim itu. Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu. Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. ”Terasa malaikat mencabut (nyawa) dari kaki kanan saya,” tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ”Saat di ujung napas, saya berzikir,” ujarnya. ”Sungguh sakitnya, Pak, Bu,” ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru.

Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan Assalammualaikum kepada ruh Aslina. ”Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,” ujar Aslina mencerita pengalaman matinya. Lalu malaikat itu bertanya: ‘’siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu.. “ Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. ”Tak ada teman kecuali amal,” tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau. Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis,badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut. Kemudian Aslina melanjutkan. ”Bapak, Ibu, ingatlah mati,” sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput. Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang malaikat.

Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dengan ”Ayah”. ”Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya,” tanyanya. Lalu muncullah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata: ”Wahai ayah, janji saya telah sampai.” Mendengar itu ayah saya saya menangis. Lalu ayahnya berkata kepada Aslina. ”Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. ” ruh Aslina pun menjawab. ”Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai”. Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat itu benar-benar ada. ”Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,” ujarnya bak seorang pendakwah. Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi.

Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu. ”Siapa kamu?” lalu perempuan itu menjawab.”Akula h (amal) kamu.” Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa.

Di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi yang sangat berat, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya. ”Siapa manusia ini?” Amal Aslina menjawab orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang. Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat. Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga orang saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.

Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh Aslina bertanya pada amalnya. Dan dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia.

 Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya tak tampak. Tiba-tiba muncul suara orang mengucap : Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar. Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir. Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak itu terdapat gambar kakbah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tersebut adalah husnul khatimah. (Husnul khatimah secara literlek berarti akhir yang baik. Yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat) baik,red). Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan adzan seperti adzan di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya.”Saya mau shalat.” Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. ”Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,” ungkap Aslina.

Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tersebut batangan-batang an emas di dalam tepak ”husnul khatimah” itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara kepada ruh Aslina. ”Tolong kau sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.” Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas.

Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata. ”Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini Ya Allah.” Manusia-manusia itu juga memohon.”Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.” Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri.

Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah. ”Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada kita semua, ” ujarnya. Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan ”aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya,” Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat Al-Mu’muninun (23) ayat 99-100: Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:”Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).”(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (100).

Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran Surat Az-Zumar ayat 39: ”Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” Setelah berpidato, aslina mendapatkan tepukan meriah dari penonton tapi bila di facebook, ia dapatkan jempol sekarang

 Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksiaan tersebut. untuk member : Bagikan cerita ini kepada semua orang, agar mereka mendapat hikmahnya dari cerita ini. Dan Ternyata hidup ini hanya sementara, serta hanya amal juga hati yang bersihlah yang mampu menuntun kita menuju jalan kehadapan Illahi..

 jika kisah nyata ini dapat membuat kita lebih sadar dan merenung jangan lupa bantu SHARE / bagikan ya ke dinding kita agar teman-teman dan saudara kita tahu... Semoga Bermanfaat..

Kisah Nyata : ... TAUBAT .. SETELAH MELIHAT 'JAHANNAM' ...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Aku mengenal seorang pemuda yang dulu termasuk orang-orang yang lalai dari mengingat Allah. Dulu dia bersama dengan teman-teman yang buruk sepanjang masa mudanya. Pemuda itu meriwayatkan kisahnya sendiri: “Demi Allah, yang tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, aku dulu keluar dari kota Riyadh bersama dengan teman-temanku, dan tidak ada satu niat dalam diriku untuk melakukan satu ketaatanpun untuk Allah, apakah untuk shalat atau yang lain.” “Alkisah, kami sekelompok pemuda pergi menuju kota Dammam, ketika kami melewati papan penunjuk jalan, maka teman-teman membacanya “Dammam, 300 KM”, maka aku katakan kepada mereka aku melihat papan itu bertuliskan “Jahannam, 300 KM”. Merekapun duduk dan menertawakan ucapanku. Aku bersumpah kepada mereka atas hal itu, akan tetapi mereka tidak percaya. Maka merekapun membiarkan dan mendustakanku. Berlalulah waktu tersebut dalam canda tawa, sementara aku menjadi bingung dengan papan yang telah kubaca tadi. Selang beberapa waktu, kami mendapatkan papan penunjuk jalan lain, mereka berkata “Dammam, 200 KM”, kukatakan “Jahannam, 200 KM”. Merekapun menertawakan aku, dan menyebutku gila. Kukatakan: “Demi Allah, yang tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, sesungguhnya aku melihatnya bertuliskan “Jahannam, 200 KM”.” Merekapun menertawakanku seperti kali pertama. Dan mereka berkata: “Diamlah, kamu membuat kami takut.” Akupun diam, dalam keadaan susah, yang diliputi rasa keheranan aku memikirkan perkara aneh ini. Keadaanku terus menerus bersama dengan pikiran dan keheranan, sementara keadaan mereka bersama dengan gelak tawa, dan candanya, hingga kemudian kami bertemu dengan papan penujuk jalan yang ketiga. Mereka berkata: “Tinggal sedikit lagi “Dammam, 100 KM”.” Kukatakan: “Demi Allah yang Maha Agung, aku melihatnya “Jahannam, 100 KM”.” Mereka berkata: “Tinggalkanlah kedustaan, engkau telah menyakiti kami sejak awal perjalanan kita.” Kukatakan: “Turunkan aku, aku ingin kembali.” Mereka berkata: “Apakah engkau sudah gila?” Kukatakan: “Turunkan aku, demi Allah, aku tidak akan menyelesaikan perjalanan ini bersama kalian.” Maka merekapun menurunkanku, akupun pergi ke arah lain dari jalan tersebut. Akupun tinggal di jalan itu beberapa saat, dengan memberikan isyarat kepada mobil-mobil untuk berhenti, tetapi tidak ada seorangpun yang berhenti untukku. Selang beberapa saat, berhentilah untukku seorang sopir yang sudah tua, akupun mengendarai mobil bersamanya. Saat itu dia dalam keadaan diam lagi sedih, dan tidak berkata-kata walaupun satu kalimat. Maka kukatakan kepadanya: “Baiklah, ada apa dengan anda, kenapa anda tidak berkata-kata?” Maka dia menjawab: “Sesungguhnya aku sangat terkesima dengan sebuah kecelakaan yang telah kulihat beberapa saat yang lalu, demi Allah aku belum pernah melihat yang lebih buruk darinya selama kehidupanku.” Kukatakan kepadanya: “Apakah mereka itu satu keluarga atau selainnya?” Dia menjawab: “Mereka adalah sekumpulan anak-anak muda, tidak ada seorangpun dari mereka yang selamat.” Maka dia memberitahukan kepadaku ciri-ciri mobilnya, maka akupun mengenalnya, bahwa mereka adalah teman-temanku tadi. Maka akupun meminta kepadanya untuk bersumpah atas apa yang telah dia katakan, maka diapun bersumpah dengan nama Allah. Maka akupun mengetahui bahwa Allah telah mencabut roh teman-temanku setelah aku turun dari mobil mereka tadi. Dan Dia telah menjadikanku sebagai pelajaran bagi diriku dan yang lain. Akupun memuji Allah yang telah menyelamatkanku di antara mereka.” Syaikh Abu Khalid al-Jadawi berkata: “Sesungguhnya pemilik kisah ini menjadi seorang laki-laki yang baik. Padanya terdapat tanda-tanda kebaikan, setelah dia kehilangan teman-temannya dengan kisah ini, yang setelahnya dia bertaubat dengan taubat nashuha.” Maka kukatakan: “Wahai saudaraku, apakah engkau akan menunggu kehilangan empat atau lima teman-temanmu sampai kepada perjalanan seperti perjalanan ini? Agar engkau bisa mengambil pelajaran darinya? Dan tahukah kamu, bahwa kadang bukan engkau yang bertaubat karena sebab kematian teman-temanmu, melainkan engkaulah yang menjadi sebab pertaubatan teman-temanmu karena kematianmu di atas maksiat dan kerusakan.” Na’udzu billah. Ya Allah, jangan jadikan kami sebagai pelajaran bagi manusia, tetapi jadikanlah kami sebagai orang yang mengambil pelajaran dari apa yang terjadi pada mereka, dan dari apa saja yang terjadi di sekitar kami. Allahumma aamin.” Judul Asli: Jahannam .. Setelah 300 Km Oleh: Abu Khalid al-Jadawy ***** Sumber: Majalah Qiblati Edisi 5 Volume 3 Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah ..

Macam2 Teori Media

1. Social Scientific Theory Teori ini berdasarkan kepada pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan sifat dasar, cara kerja, dan pengaruh komunikasi massa, dengan sumber observasi objektif Contoh : Hubungan antara TV dengan perilaku agresif, seorang anak yang sering menonton film tom n jerry, maka ia akan cenderung agresif dan suka meniru perilaku tokoh Tom dengan suka memukul atau berkelahi dengan temannya. 2. Teori media klasik: Mcluhan & inis Media merupakan perpanjangan pikiran manusia, jadi media yang menonjol dalam penggunaan membiaskan massa historis apapun. Seperti media yang mengikat waktu (dibiaskan terhadap tradisi) dan media yang mengikat ruang (memudahkan komunikasi dari satu tempat ke tempat lain, mendorong perkembangan kerajaan, birokrasi yang besar dan militer). Maksudnya, media sebagai sebuah pikiran manusia yang diciptakan untuk memaksakan manusia dikuasai oleh manusia media. Contoh : Pangeran William dari UK yang begitu di puja oleh orang Inggris akibat campur tangan media yang selalu memperlihatkan dan menyorot kehidupan dan keagungan keluarga kerajaan memalui media televise sehingga khalayak mengetahui sejarah dan perkembangan kerajaan itu. 3. Teori Media Baru Dalam teori media baru ini ada dua pandangan mengenai era media pertama dan kedua. Pertama, pandangan interaksi social : membedakan media menurut seberapa dekat media dengan model interaksi tatap muka. Kedua, pandangan integritas social : pendekatan ini menggambarkan media bukan dalam bentukinformasi, interaksi, atau penyebarannya,tetapi dalam bentuk ritual atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat dengan menyatukan masyarakat dalam bentuk rasa saling memiliki. Contoh : Media televise menayangkan berita tentang Malaysia yang akan meminta hak paten batik sebagai warisan kebudayaannya, dengan adanua berita tersebut menyulut kemarahan rakyat Indonesia sehingga masyarakat memutuskan untuk mendaftarkan batik sebagai kebudayaan masyarakat ke UNESCO dengan menggunakan batik secara bersama-sama pada hari Jumat sehingga masyrakat merasa saling memiliki bahwa batik adalah milik bangsa Indonesia. 4. Teori Model Lasswell Penemu teori ini adalah Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering diikuti banyak orang yakni: Siapa (Who), berbicara apa (Says what), dalam saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom) dan pengaruh seperti apa (what that effect) (Littlejhon, 1996). Contoh : Seorang calon presiden (siapa), berbicara mengenai perubahan yang harus dilakukan pemimpin negara untuk kemajuan bangsa (apa), melalui kampanye yang disiarkan di televise (saluran), kepada khalayak atau masyarakat (kepada siapa) dengan pengaruh yang terjadi khalayak mendapat kesan terhadap calon presiden itu untuk memilih atau tidak memilihnya (effect). Kisah nyata, Jhon F kennedy yang menggunakan media massa televisi sebagai alat untuk kampanye agar mendapat kesan yang baik oleh rakyat Amerika, dan terbukti dia mendapat dukungan mayoritas dan terpilih sebagai presiden Amerika. 5. Teori Pengharapan Nilai (The Expectacy-Value Theory) Dalam kerangka pemikiran teori ini, kepuasan yang Anda cari dari media ditentukan oleh sikap Anda terhadap media, kepercayaan Anda tentang apa yang suatu medium dapat berikan kepada Anda dan evaluasi Anda tentang bahan tersebut. Contoh : jika Anda percaya bahwa situated comedy (sitcoms), seperti Bajaj Bajuri menyediakan hiburan dan Anda senang dihibur, Anda akan mencari kepuasan terhadap kebutuhan hiburan Anda dengan menyaksikan sitcoms. Jika, pada sisi lain, Anda percaya bahwa sitcoms menyediakan suatu pandangan hidup yang tak realistis dan Anda tidak menyukai hal seperti ini Anda akan menghindari untuk melihatnya. 6. Teori Agenda Setting Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat. Contoh: Hampir semua Media akhir-akhir ini selalu menayangkan berita mengenai sepak bola nasional di ajang piala AFF asia tenggara dan pemainnya, sehingga masyarakat pun merasa hal ini penting untuk saat ini, sementara kasus gayus yang belum jelas duduk permasalahnnya dilupakan begitu saja, apa yang menurut media penting untuk diberitakan maka penting juga oleh khalayak, karena berita/ informasi yangdi dapat oleh masyarakat secara meluas adalah melalui media. 7. Teori Ketergantungan (Dependency Theory) Teori ketergantungan terhadap media mula-mula diutarakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur. Teori ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu digarisbawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap semua media. Sumber ketergantungan yang kedua adalah kondisi sosial. Model ini menunjukkan sistem media dan institusi sosial itu saling berhubungan dengan khalayak dalam menciptakan kebutuhan dan minat. Pada gilirannya hal ini akan mempengaruhi khalayak untuk memilih berbagai media, sehingga bukan sumber media massa yang menciptakan ketergantungan, melainkan kondisi sosial. Contoh : Masyarakat menegah kebawah/tingkat pendidikan rendah lebih cenderung mencari informasi melalaui berita televise dan lebih percaya terhadap berita apapun yang ditampilkan di televisi, sementara masyarakat menengah keatas/tingkat pendidikan tinggi lebih suka meluangkan waktu untuk membaca koran agar informasi berita yang di dapatkan lebih akurat dan banyak. 8. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976), yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, dimana media massa diangap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan.] Contoh : Media menayangkan gempa yang telah terjadi beserta jumlah korban yang tertimpa kepada khalayak dengan memasukkan gambar dan langsung terjun ke lapangan sehingga meningkatkan dukungan moral masyarakat untuk membantu dengan adanya pengumpulan dana secara kolektif oleh masyarakat bagi korban bencana, relawan-relawan berdatangan ke lokasi kejadian. 9. Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan) Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. Contoh : Seorang pelajar yang mendapat tugas untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kasus korupsi yang terjadi di Indonesia akan memilih media yng mungkin cocok dan memeberikan kepuasan dalam mendapatkan informasi yang di inginkan seperti memilih internet atau koran di bandingkan televise/radio. 10. Teori The Spiral of Silence Teori the spiral of silence (spiral keheningan) dikemukakan oleh Elizabeth Noelle-Neuman (1976), berkaitan dengan pertanyaan bagaimana terbentuknya pendapat umum. Teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum ditentukan oleh suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi individu tentang pendapatnya dalam hubungannya dengan pendapat orang-orang lain dalam masyarakat. Bahwa individu pada umumnya berusaha untuk menghindari isolasi, dalam arti kesendirian mempertahankan sikap atau keyakinan tertentu. Contoh : Dalam kasus bank century, kebanyakan media menayangkan pemberitaan atau opini yang menyalahkan srimulyani dan boediono dalam dana talangan 1,7 triliun, apabila salah satu media tidak ikut serta dalam penyangan tersebut maka media akan mendapat isolasi dari masyarakat dengan tidak menonton/membaca dari stasiun tv/koran tersebut. Otomatis media bungkam dan ikut menerima kemudian menayangkan berita yang ada terlepas dari benar atau tidaknya berita tersebut. 11. Teori persamaan media Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Byron Reeves dan Clifford Nass (professor jurusan komunikasi Universitas Stanford Amerika). Teori ini relatif sangat baru dalam dunia komunikasi massa. Media Equation Theory atau teori persamaan media ini ingin menjawab persoalan mengapa orang-orang secara tidak sadar dan bahkan secara otomatis merespon apa yang dikomunikasikan media seolah-olah (media itu) manusia? Dengan demikian, menurut asumsi teori ini, media diibaratkan manusia. Teori ini memperhatikan bahwa media juga bisa diajak berbicara. Media bisa menjadi lawan bicara individu seperti dalam komunikasi interpersonal yang melibatkan dua orang dalam situasi face to face. Contoh : Masyarakat berdemo karena isu yang ditampilkan oleh media atau orang-orang bisa memberikan kritik dan saran ketika acara itu tayang melalui jejaring social atau telfon interaktif langsung ke studio. 12. Teori Konstruksi sosial media massa Gagasan awal dari teori ini adalah untuk mengoreki teori konstruksi sosial atas realitas yang dibangun oleh Peter L Berrger dan Thomas Luckmann (1966, The social construction of reality. A Treatise in the sociology of knowledge. Tafsir sosial atas kenyataan: sebuah risalah tentang sosisologi pengetahuan). Mereka menulis tentang konstruksi sosial atas realitas sosial dibangun secara simultan melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses simultan ini terjadi antara individu satu dengan lainnya di dalam masyrakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis atau intersubjektif. Maksudnya, media menambil informasi apa yang sedang hangat atau dianggap penting oleh masyarakat, dan isu/informasi apa yang dianggap penting oleh media, kemudian diolah dan dikombine semenarik mungkin dan di tayangkan kembali kepada masyarakat. Contoh : Wanita Indonesia cenderung menginginkan kulit putih dan rambut hitam lurus, sehingga media sebagai tempat untuk menayangkan iklan produk pemutih dan shampoo rambut hitam berkilau. 13. Teori Difusi Inovasi Teori difusi yang paling terkemuka dikemukakan oleh Everett Rogers dan para koleganya. Rogers menyajikan deksripsi yang menarik mengenai mengenai penyebaran dengan proses perubahan sosial, di mana terdiri dari penemuan, difusi (atau komunikasi), dan konsekwensi-konsekwensi. Perubahan seperti di atas dapat terjadi secara internal dari dalam kelompok atau secara eksternal melalui kontak dengan agen-agen perubahan dari dunia luar. Kontak mungkin terjadi secara spontan atau dari ketidaksengajaan, atau hasil dari rencana bagian dari agen-agen luar dalam waktu yang bervariasi, bisa pendek, namun seringkali memakan waktu lama.Dalam difusi inovasi ini, satu ide mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat tersebar. Rogers menyatakan bahwa pada realisasinya, satu tujuan dari penelitian difusi adalah untuk menemukan sarana guna memperpendek keterlambatan ini. Setelah terselenggara, suatu inovasi akan mempunyai konsekuensi konsekuensi – mungkin mereka berfungsi atau tidak, langsung atau tidak langsung, nyata atau laten (Rogers dalam Littlejohn, 1996 : 336). Contoh : Wacana penggunaan nuklir sebagai pengganti minyak dan batubara, mungkin wacana itu ada sudah lama tapi pemberitaannya baru menarik sekarang dengan adanya isu-isu dan opini para ahli dan pendapat masyarakat awam, melalui media yang tersebar di dunia. Sehingga negara lain juga berusaha meneliti dan mencoba penggunaan tenaga nuklir apakah berdampak fatal atau tidak. 14. Teori Kultivasi Program penelitian teoritis lain yang berhubungan dengan hasil sosiokultural komunikasi massa dilakukan George Garbner dan teman-temannya. Peneliti ini percaya bahwa karena televisi adalah pengalaman bersama dari semua orang, dan mempunyai pengaruh memberikan jalan bersama dalam memandang dunia. Televisi adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari kita. Dramanya, iklannya, beritanya, dan acara lain membawa dunia yang relatif koheren dari kesan umum dan mengirimkan pesan ke setiap rumah. Televisi mengolah dari awal kelahiran predisposisi yang sama dan pilihan yang biasa diperoleh dari sumber primer lainnya. Hambatan sejarah yang turun temurun yaitu melek huruf dan mobilitas teratasi dengan keberadaan televisi. Televisi telah menjadi sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi sehari-hari (kebanyakan dalam bentuk hiburan) dari populasi heterogen yang lainnya. Pola berulang dari pesan-pesan dan kesan yang diproduksi massal dari televisi membentuk arus utama dari lingkungan simbolis umum. Garbner menamakan proses ini sebagai cultivation (kultivasi), karena televisi dipercaya dapat berperan sebagai agen penghomogen dalam kebudayaan. Teori kultivasi sangat menonjol dalam kajian mengenai dampak media televisi terhadap khalayak. Bagi Gerbner, dibandingkan media massa yang lain, televisi telah mendapatkan tempat yang sedemikian signifikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendominasi “lingkungan simbolik” kita, dengan cara menggantikan pesannya tentang realitas bagi pengalaman pribadi dan sarana mengetahui dunia lainnya (McQuail, 1996 : 254) Contoh : Televise memudahkan khalayak dalam mendapatkan berita, tidak perlu membaca koran karena sedang menyetir atau ada yang dilakukan, kita bisa melihat dan mendengar informasi sekaligus melalui televise. 15. Normative Theory Bagaimana seharusnya media (das sollen) agar sesuai dengan nilai sosial yang ada dalm masyarakat, tujuannya adalah membentuk institusi media agar sesuai dengan keinginan masyarakat. 16. Operational Theory Dikembangkan oleh praktisi media, agar cara kerja media seirama dengan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan sosial. Teori ini ingin Menjawab: “Apa yang dapat menyenangkan publik?”, “Apakah yang dapat membuahkan hasil?” “Berita apakah yang berharga?” “Bagaimana tanggung jawab wartawan dan media tertentu dalam situasi tertentu pula?” 17. Commonsense Theory Teori akal sehat, maksudnya setiap orang punya teori lewat pengalaman sehari-harinya. 18. Teori Komunikasi dua tahap dan pengaruh antar pribadi Teori ini berawal dari hasil penelitian Paul Lazarsfeld dkk mengenai efek media massa dalam kampanye pemilihan umum tahun 1940. Studi ini dilakukan dengan asumsi bahwa proses stimulus bekerja dalam menghasilkan efek media massa. Namun hasil penelitian menunjukan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah dan asumsi stimulus respon tidak cukup menggambarkan realitas audience media massa dalam penyebaran arus informasi dan menentukan pendapat umum. 19. Teori Informasi atau Matematis Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif: komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada akurasi dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke tahap-tahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung memusatkan dirinya pada tindakan komunikasi. 20. Teori Imperialisme Budaya (Cultural Imperialism Theory) Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Herb Schiller pada tahun 1973. Tulisan pertama Schiller yang dijadikan dasar bagi munculnya teori ini adalah Communication and Cultural Domination. Teori imperialisme budaya menyatakan bahwa negara Barat mendominasi media di seluruh dunia ini. Ini berarti pula, media massa negara Barat juga mendominasi media massa di dunia ketiga. Alasannya, media Barat mempunyai efek yang kuat untuk mempengaruhi media dunia ketiga. Media Barat sangat mengesankan bagi media di dunia ketiga. Sehingga mereka ingin meniru budaya yang muncul lewat media tersebut. Dalam perspektif teori ini, ketika terjadi proses peniruan media negara berkembang dari negara maju, saat itulah terjadi penghancuran budaya asli di negara ketiga. Kebudayaan Barat memproduksi hampir semua mayoritas media massa di dunia ini, seperti film, berita, komik, foto dan lain-lain. Mengapa mereka bisa mendominasi seperti itu? Pertama, mereka mempunyai uang. Dengan uang mereka akan bisa berbuat apa saja untuk memproduksi berbagai ragam sajian yang dibutuhkan media massa. Bahkan media Barat sudah dikembangkan secara kapitalis. Dengan kata lain, media massa Barat sudah dikembangkan menjadi industri yang juga mementingkan laba. Contoh : Media barat amerika seenaknya memojokkan negara afganistan dengan membuat isu adanya bom nuklir di negara tersebut agar bisa mengintervensi afganistan, supaya tidak mendapat kecaman dari negara lain, terlepas dari tujuan utama menjajah negara itu, media sebagai pencitraan/ peredam isu. 21. Teori Determinisme Teknologi (Technological Determinism Theory) Teori ini dikemukakan oleh Marshall McLuhan pertama kali pada tahun 1962 dalam tulisannya The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man. Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain. Misalnya dari masyarakat suku yang belum mengenal huruf menuju masyarakat yang memakai peralatan komunikasi cetak, ke masyarakat yang memakai peralatan komunikasi elektronik. McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi. Paling tidak, ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa “Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu akhirnya membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri”. 22. Teori Kritis Media (Media Critical Theory) Teori media kritis akarnya berasal dari aliran ilmu-ilmu kritis yang bersumber pada ilmu sosial Marxis. Beberapa tokoh yang mempeloporinya antara lain Karl Mark, Engels (pemikiran klasik), George Lukacs, Korsch, Gramschi, Guevara, Regis, Debay, T Adorno, Horkheimer, Marcuse, Habermas, Altrusser, Johan Galtung, Cardoso, Dos Santos, Paul Baran Samir Amin, Hamza Alavi (pemikiran modern). Ilmu ini juga disebut dengan emancipatory science (cabang ilmu sosial yang berjuang untuk mendobrak status quo dan membebaskan manusia, khususnya rakyat miskin dan kecil dari status quo dan struktur sistem yang menindas).Beberapa teori studi budaya (cultural studies) dan ekonomi politik juga bisa dikaitkan dengan teori kritis. Sebab, teori-teori itu secara terbuka menekankan perlunya evaluasi dan kritik terhadap status quo. Teori kritis membangun pertanyaan dan menyediakan alternatif jalan untuk menginterpretasikan hukum sosial media massa. 23. Teori Inokulasi/jarum suntik (Mc. Gure) Teori ini mengasumsikan individu/kelompok yang lemah terhadap pemahaman informasi berupa persepsi akan semakin mudah dipengaruhi. Teori Inokulasi memberi “vaksin” berupa informasi atau persepsi untuk menghindarkan individu terpengaruhi/menangkal pengaruh. Contoh : Masayarakat yang tidak tahu tentang informasi atau fakta di lapangan akan mudah dipengaruhi untuk menyalahkan keluarga presiden dengan penayangan seputar wacana ibu negara dalam pencalonan presiden 2015. 24. Individual Defferences Theory (Melvin DeFleur) Pesan-pesan yang disampaikan media massa ditangkap individu sesuai dengan kebutuhan personal individu dan latar belakang perbedaan tingkat pendidikan, agama, budaya, ekonomi sesuai dengan karakteristik. Efek pesan pada individu akan beragam walaupun individu menerima pesan yang sama. Terdapat faktor psikologis dalam menerima pesan yang disampaikan media massa. Masing-masing individu mempunyai perhatian, minat, keinginan yang berbeda yang dipengaruhi faktor-faktor psikologis yang ada pada diri individu tersebut sehingga mempengaruhi dalam menerima pesan yang disampaikan media massa. Contoh : Seorang yang berpendidikan lebih suka melihat berita-berita baik di tv ataupun koran, sementara para ibu rumah tangga lebih suka menonton gossip atau sinetron. 25. Teori Social Category (DeFleur) Individu yang masuk dalam kategori sosial tertentu/sama akan cenderung memiliki prilaku atau sikap yang kurang lebih sama terhadap rangsangan-rangsangan tertentu. Pesan-pesan yang disampaikan media massa cenderung ditanggapi sama oleh individu yang termasuk dalam kelompok sosial tertentu. Penggolongan sosial ini berdasarkan usia, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, ekonomi, agama dsb. Dengan adanya penggolongan sosial ini muncullah media massa yang sifatnya special atau khusus yang diperuntukan bagi kalangan tertentu, dengan mengambil segmentasi/pangsa pasar tertentu. Contoh: Majalah Bobo misalnya diperuntukan untuk anak-anak, majalah Bola, Soccer, diperuntukan bagi mereka yang senang olahraga. Begitu juga di media elektronik disajikan acara-acara tertentu yang memang diperuntukan bagi kalangan tertentu dengan memprogramkannya sesuai dengan waktu dan segmen khalayaknya. 26. Social Relationship Theory (DeFleur) Pesan media disampaikan melalui perantara/tidak langsung (opinion leader). Pada dasarnya pesan-pesan komunikasi massa lebih banyak diterima individu melalui hubungan personal dibanding langsung dari media massa. Informasi melalui media massa tersebar melalui hubungan-hubungan sosial di dalam masyarakat. Teori ini berhubungan dengan teori Two Step Flow Communication. 27. Cultural Norms Theory (Norma Budaya) – (DeFleur) Media massa menyampaikan informasi dengan cara-cara tertentu dapat menimbulkan kesan yang oleh khalayak disesuaikan dengan norma-norma dan nilai-nilai budayanya. Pesan media mampu mengubah norma-norma budaya yang telah ada/berlaku dalam masyarakat. Dalam hal ini ada tiga indicator peran media terhadap budaya, yakni: memperkuat norma, mengubah norma, menciptakan norma baru. Penjelasan: Media massa mempengaruhi budaya-budaya masyarakatnya dengan cara :P esan-pesan yang disampaikan media massa memperkuat budaya yang ada.Ketika suatu budaya telah kehilangan tempat apresiasinya, kemudian media massa memberi lahan atau tempat maka budaya yang pada awalnya sudah mulai luntur menjadi hidup kembali. Contoh : Acara pertunjukan Wayang Golek atau Wayang Kulit yang ditayangkan Televisi terbukti telah memberi tempat pada budaya tersebut untuk diapresiasi oleh masyarakat. Media massa telah menciptakan pola baru tetapi tidak bertentangan bahkan menyempurnakan budaya lama. 28. Social Learning Theory (Teori pembelajaran social) Pembelajaran sosial dilakukan/didapat melalui pengamatan media. Respon/tindakan individu muncul setelah melakukan pengamatan terhadap pesan yang disampaikan media baik secara langsung maupun tidak langsung. Teori ini mengalahkan teori sebelumnya, yakni teori tradisional yang menyatakan respon individu/masyarakat akan terjadi bila dilakukan secara berulang pada aktivitas tertentu hingga mengakibatkan respon tertentu. Teori ini dapat digambarkan sbb: - Mencoba → berhasil → diulangi - Mencoba → gagal → tidak akan mengulangi Tahapan-tahapan Teori Sosial Learning 1. Attention Procces : Pembelajaran sosial dilakukan melaui perhatian individu 2. Retentional Procces: Pembelajaran sosial dilakukan melaui ingatan/merekam objek 3. Motor Retroduction : Pembelajaran sosial dilakukan melaui tindakan/aktivitas 4. Motivational Procces : Timbulnya motivasi atas adanya ganjaran terhadap proses yang dilakukan. Marxisme klasik Media dipandang sebagai alat bantu dari kelas yang dominan dan sebuah cara bagi kapitalis menunjukkan ketertarikan mereka dalam menghasilkan keuntungan. Contoh : Pemilik media menjual berita yang baik untuk mendapatkan uang dari orang-orang yang ingin diberitakan baik/pencitraan terhadap perusahaan, pribadi dan iklan produk. 30. Teori media ekonomi politik isi media merupakan komoditas untuk dijual di pasaran dan informasi yang disebarkan, diatur oleh apa yang akan diambil oleh pasar. 31. Frankfurt school media sebagai cara untuk membangun budaya menempatkan lebih banyak penekanan pada pemikiran ketimbang materi. 32. Teori hegemonis Hegemoni merupakan dominasi ideologi palsu atau cara pikir terhadap kondisi sebenarnya. 33. Penellitian budaya Sangat bergantung pada semiotik, para peneliti tertarik pada pemaknaan budaya tentang hasil-hasil media. Mereka melihat pada cara-cara isi media diitafsirkan, termasuk penafsiran yang dominan oposisional. 34. Teori Pengembangan George berner menyatakan bahwa televise menghadirkan cara untuk memandang dunia. Televise adalah sebuah sistem pencitraan yang tersentralisasi. Melebihi penghalang historis buku dan mobilitas, televise telah menjadi sumber umum dari sosialisasi dan informasi sehari-hari dari populasi yang heterogen 35. Teori Peluru (The Bullet Theory of Communication) Teori peluru ini diperkenalkan pada tahun 1950-an setelah peristiwa penyiaran kaleideskop stasiun radio CBS di Amerika yang berjudul “The Invasion From Mars”. Isi teori ini mengatakan bahwa rakyat benar-benar rentan terhadap pesan-pesan komunikasi massa. Ia menyebutkan pula bahwa apabila pesan ”tepat sasaran”, ia akan mendapatkan efek yang diinginkan. by: Berbagai Sumber

... HAKEKAT JILBAB ( KISAH NYATA ) ...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Sahabatku menceritakan: Ini cerita tentang adikku Nur Annisa , gadis yang baru beranjak dewasa namun rada Bengal dan tomboy. Pada saat umur adikku menginjak 17 tahun, perkembangan dari tingkah lakunya rada mengkhawatirkan ibuku, banyak teman cowoknya yang datang kerumah dan itu tidak mengenakkan ibuku sebagai seorang guru ngaji. Untuk mengantisipasi hal itu ibuku menyuruh adikku memakai jilbab, namun selalu ditolaknya hingga timbul pertengkaran pertengkaran kecil diantara mereka. Pernah satu kali adikku berkata dengan suara yang rada keras: “Mama coba lihat deh, tetangga sebelah anaknya pakai jilbab namun kelakuannya ngga beda beda ama kita kita, malah teman teman Ani yang disekolah pake jilbab dibawa om om, sering jalan jalan, masih mending Ani, walaupun begini-gini ani nggak pernah ma kaya gituan”, bila sudah seperti itu ibuku hanya mengelus dada, kadangkala di akhir malam kulihat ibuku menangis , lirih terdengar doanya: “Ya Allah, kenalkan Ani dengan hukum Engkau ya Allah “. Pada satu hari didekat rumahku, ada tetangga baru yang baru pindah. Satu keluarga dimana mempunyai enam anak yang masih kecil kecil. Suaminya bernama Abu Khoiri, (bukan Effendy Khoiri lhoo) (entah nama aslinya siapa) aku kenal dengannya waktu di masjid. Setelah beberapa lama mereka pindah timbul desas desus mengenai istri dari Abu Khoiri yang tidak pernah keluar rumah, hingga dijuluki si buta, bisu dan tuli. Hal ini terdengar pula oleh Adikku, dan dia bertanya sama aku: “Kak, memang yang baru pindah itu istrinya buta, bisu dan tuli ? “..hus aku jawab sambil lalu” kalau kamu mau tau datangin aja langsung kerumahnya”. Eehhh tuuh, anak benar benar datang kerumah tetangga baru. Sekembalinya dari rumah tetanggaku , kulihat perubahan yang drastis pada wajahnya, wajahnya yang biasa cerah nggak pernah muram atau lesu mejadi pucat pasi….entah apa yang terjadi.? Namun tidak kusangka selang dua hari kemudian dia meminta pada ibuku untuk dibuatkan Jilbab ..yang panjang, lagi..rok panjang, lengan panjang…aku sendiri jadi bingung….aku tambah bingung campur syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala karena kulihat perubahan yang ajaib.. yah kubilang ajaib karena dia berubah total..tidak banyak lagi anak cowok yang datang kerumah atau teman teman wanitanya untuk sekedar bicara yang nggak karuan…kulihat dia banyak merenung, banyak baca baca majalah islam yang biasanya dia suka beli majalah anak muda kaya gadis atau femina ganti jadi majalah majalah islam, dan kulihat ibadahnya pun melebihi aku …tak ketinggalan tahajudnya, baca Qur’annya, sholat sunat nya…dan yang lebih menakjubkan lagi….bila teman ku datang dia menundukkan pandangan…Segala puji bagi Engkau ya Allah Subhanahu wa ta’ala jerit hatiku.. Tidak berapa lama aku dapat panggilan kerja di kalimantan, kerja di satu perusahaan asing (PMA). Dua bulan aku bekerja disana aku dapat kabar bahwa adikku sakit keras hingga ibuku memanggil ku untuk pulang ke rumah (rumahku di Madiun). Di pesawat tak henti hentinya aku berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala agar Adikku di beri kesembuhan, namun aku hanya berusaha, ketika aku tiba di rumah, didepan pintu sudah banyak orang, tak dapat kutahan aku lari masuk kedalam rumah, kulihat ibuku menangis, aku langsung menghampiri dan memeluk ibuku, sambil tersendat sendat ibuku bilang sama aku: “Dhi,adikkmu bisa ucapkan dua kalimat Syahadah diakhir hidupnya “..Tak dapat kutahan air mata ini… Setelah selesai acara penguburan dan lainnya, iseng aku masuk kamar adikku dan kulihat Diary diatas mejanya..diary yang selalu dia tulis, Diary tempat dia menghabiskan waktunya sebelum tidur kala kulihat sewaktu almarhumah adikku masih hidup, kemudian kubuka selembar demi selembar…hingga tertuju pada satu halaman yang menguak misteri dan pertanyaan yang selalu timbul di hatiku..perubahan yang terjadi ketika adikku baru pulang dari rumah Abu Khoiri…disitu kulihat tanya jawab antara adikku dan istri dari tetanggaku, isinya seperti ini : Tanya jawab ( kulihat dilembaran itu banyak bekas tetesan airmata ): Annisa : Aku berguman (wajah wanita ini cerah dan bersinar layaknya bidadari), ibu, wajah ibu sangat muda dan cantik. Istri tetanggaku : Alhamdulillah, sesungguhnya kecantikan itu datang dari lubuk hati. Annisa : Tapi ibu kan udah punya anak enam, tapi masih kelihatan cantik. Istri tetanggaku : Subhanallah, sesungguhnya keindahan itu milik Allah Subhanahu wa ta’ala dan bila Allah Subhanahu wa ta’ala berkehendak, siapakah yang bisa menolaknya. Annisa : Ibu, selama ini aku selalu disuruh memakai jilbab oleh ibuku, namun aku selalu menolak karena aku pikir nggak masalah aku nggak pakai jilbab asal aku tidak macam macam dan kulihat banyak wanita memakai jilbab namun kelakuannya melebihi kami yang tidak memakai jilbab, hingga aku nggak pernah mau untuk pakai jilbab, menurut ibu bagaimana? Istri tetanggaku : Duhai Annisa, sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan seluruh tubuh wanita ini perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki, segala sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh bukan mahrom kita semuanya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Subhanahu wa ta’ala diakhirat nanti, jilbab adalah hijab untuk wanita. Annisa : Tapi yang kulihat banyak wanita yang memakai jilbab yang kelakuannya nggak enak, nggak karuan. Istri Tetanggaku : Jilbab hanyalah kain, namun hakekat atau arti dari jilbab itu sendiri yang harus kita pahami. Annisa : Apa itu hakekat jilbab ? Istri Tetanggaku : Hakekat jilbab adalah hijab lahir batin. Hijab mata kamu dari memandang lelaki yang bukan mahram kamu. Hijab lidah kamu dari berghibah (ghosib) dan kesia siaan, usahakan selalu berdzikir kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Hijab telinga kamu dari mendengar perkara yang mengundang mudharat baik untuk dirimu maupun masyarakat. Hijab hidungmu dari mencium cium segala yang berbau busuk. Hijab tangan-tangan kamu dari berbuat yang tidak senonoh. Hijab kaki kamu dari melangkah menuju maksiat. Hijab pikiran kamu dari berpikir yang mengundang syetan untuk memperdayai nafsu kamu. Hijab hati kamu dari sesuatu selain Allah Subhanahu wa ta’ala, bila kamu sudah bisa maka jilbab yang kamu pakai akan menyinari hati kamu, itulah hakekat jilbab. Annisa : Ibu aku jadi jelas sekarang dari arti jilbab, mudah mudahan aku bisa pakai jilbab, namun bagaimana aku bisa melaksanakan semuanya. Istri tetanggaku : Duhai Anisa bila kamu memakai jilbab itulah karunia dan rahmat yang datang dari Allah Subhanahu wa ta’ala yang Maha Pemberi Rahmat, yang Maha Penyayang, bila kamu mensyukuri rahmat itu kamu akan diberi kekuatan untuk melaksanakan amalan amalan jilbab hingga mencapai kesempurnaan yang diinginkan Allah Subhanahu wa ta’ala. Duhai Anisa, ingatlah akan satu hari dimana seluruh manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Ketika ditiup terompet yang kedua kali, pada saat roh roh manusia seperti anai anai yang bertebaran dan dikumpulkan dalam satu padang yang tiada batas, yang tanahnya dari logam yang panas, tidak ada rumput maupun tumbuhan. Ketika tujuh matahari didekatkan di atas kepala kita namun keadaan gelap gulita. Ketika seluruh Nabi ketakutan. Ketika ibu tidak memperdulikan anaknya, anak tidak memperdulikan ibunya, sanak saudara tidak kenal satu sama lain lagi, kadang satu sama lain bisa menjadi musuh, satu kebaikan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada di alam ini. Ketika manusia berbaris dengan barisan yang panjang dan masing masing hanya memperdulikan nasib dirinya, dan pada saat itu ada yang berkeringat karena rasa takut yang luar biasa hingga menenggelamkan dirinya, dan rupa rupa bentuk manusia bermacam macam tergantung dari amalannya, ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika dibangkitkan, ada yang berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti syetan, semuanya menangis, menangis karena hari itu Allah Subhanahu wa ta’ala murka, belum pernah Allah Subhanahu wa ta’ala murka sebelum dan sesudah hari itu, hingga ribuan tahun manusia didiamkan Allah Subhanahu wa ta’ala dipadang mahsyar yang panas membara hingga Timbangan Mizan digelar itulah hari Yaumul Hisab. Duhai Annisa, bila kita tidak berusaha untuk beramal dihari ini, entah dengan apa nanti kita menjawab bila kita di sidang oleh Yang Maha Perkasa, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuat, Yang Maha Agung, Allah Subhanhu wa ta’ala. Di Yaumul Hisab nanti! Di Hari Perhitungan nanti!! Sampai disini aku baca diarynya karena kulihat, berhenti dan banyak tetesan airmata yang jatuh dari pelupuk matanya, Subhanallah, kubalik lembar berikutnya dan kulihat tulisan, kemudian kulihat tulisan kecil di bawahnya: buta, tuli dan bisu, wanita yang tidak pernah melihat lelaki selain mahromnya, wanita yang tidak pernah mau mendengar perkara yang dapat mengundang murka Allah Subhanahu wa ta’ala, wanita yang tidak pernah berbicara ghibah, ghosib dan segala sesuatu yang mengundang dosa dan sia sia tak tahan airmata ini pun jatuh membasahi diary. Itulah yang dapat saya baca dari diarynya, semoga Allah Subhanhu wa ta’ala menerima Adikku disisinya, Amin , Subhanallah ... ~ o ~ Sumber : meyheriadi. blogspot .com Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya

MANUSIA BERTANYA, AL-QUR'AN MENJAWAB

-Manusia bertanya : bolehkah aku frustrasi ? -AL-QUR'AN menjawab : janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman . ( Ali Imran : 139 ) -Manusia bertanya : kenapa aku diberi ujian seberat ini ? -AL-QUR'AN menjawab : ALLAH tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ( Al-Baqarah : 286 ) -Manusia bertanya : kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik ? -AL-QUR'AN menjawab : boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, ALLAH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui . ( Al-Baqarah : 216 ) -Manusia bertanya : kenapa aku diuji ? -AL-QUR'AN menjawab : apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : " kami telah beriman ", sedang mereka tidak diuji lagi ? ( Al-Ankabuut : 2 ) -Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya ALLAH mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta .( Al-Ankabuut : 3 ) -Manusia bertanya : bolehkah aku berputus asa ? -AL-QUR'AN menjawab : Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir . ( Yusuf : 87 ) -Manusia bertanya : bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini ? -AL-QUR'AN menjawab : hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada ALLAH supaya kamu beruntung . ( Ali Imraan : 200 ) -Manusia bertanya : bagaimana menguatkan hatiku ? -AL-QUR'AN menjawab : cukuplah ALLAH bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakal . ( At-Taubah : 129 ) -Manusia bertanya : apa yang kudapat dari semua ujian ini ? ~ -AL-QUR'AN menjawab : sesungguhnya ALLAH telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka . ( At-Taubah : 111 ) ~♥~ Maha Benar ALLAH Dengan Segala Firman-NYA ~♥~

MOBIL dan KAKAK,,...(jangan mewek ya bacanya hehehe)

Roy Angel adalah ustadz miskin yang memiliki kakak seorang milyuner. Pada tahun 2009, ketika bisnis minyak bumi sedang mengalami puncak, kakaknya menjual padang rumput di Texas pada waktu yang tepat dengan harga yang sangat tinggi. Seketika itu kakak Roy Angel menjadi kaya raya. Setelah itu kakak Roy Angel menanam saham pada perusahaan besar dan memperoleh untung yang besar. Kini dia tinggal di apartemen mewah di Jakarta dan memiliki kantor di Di sana. Seminggu sebelum Hari raya, kakaknya menghadiahi Roy Angel sebuah mobil baru yang mewah dan mengkilap. Suatu pagi seorang anak gelandangan menatap mobilnya dengan penuh kekaguman? "Hai.. nak" sapa Roy Anak itu melihat pada Roy dan bertanya "Apakah ini mobil Tuan?" "Ya," jawab Roy singkat. "Berapa harganya Tuan?" "Sesungguhnya saya tidak tahu harganya berapa". "Mengapa Tuan tidak tahu harganya, bukankan Tuan yang punya mobil ini?" Gelandangan kecil itu bertanya penuh heran. "Saya tidak tahu karena mobil ini hadiah dari kakak saya" Mendengar jawaban itu mata anak itu melebar dan bergumam, "Seandainya. ...seandainya. ..." Roy mengira ia tahu persis apa yang didambakan anak kecil itu. "Anak ini pasti berharap memiliki kakak yang sama seperti kakakku." Ternyata Roy salah menduga, saat anak itu melanjutkan kata-katanya: "Seandainya. .. seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu....." Dengan masih terheran-heran Roy mengajak anak itu berkeliling dengan mobilnya. Anak itu tak henti-henti memuji keindahan mobilnya. Sampai satu kali anak itu berkata, "Tuan bersediakah mampir ke rumah saya ? Letaknya hanya beberapa blok dari sini". Sekali lagi Roy mengira dia tahu apa yang ingin dilakukan anak ini. "Pasti anak ini ingin memperlihatkan pada teman-temannya bahwa ia telah naik mobil mewah." pikir Roy . "OK, mengapa tidak", kata Roy sambil menuju arah rumah anak itu. Tiba di sudut jalan si anak gelandangan memohon pada Roy untuk berhenti sejenak, "Tuan, bersediakah Tuan menunggu sebentar? Saya akan segera kembali". Anak itu berlari menuju rumah gubuknya yang sudah reot. Setelah menunggu hampir sepuluh menit, Roy mulai penasaran apa yang dilakukan anak itu dan keluar dari mobilnya, menatap rumah reot itu. Pada waktu itu ia mendengar suara kaki yang perlahan-lahan. Beberapa saat kemudian anak gelandangan itu keluar sambil menggendong adiknya yang lumpuh. Setelah tiba di dekat mobil anak gelandangan itu berkata pada adiknya: "Lihat... seperti yang kakak bilang padamu. Ini mobil terbaru. Kakak Tuan ini menghadiahkannya pada Tuan ini. Suatu saat nanti kakak akan membelikan mobil seperti ini untukmu". Bukan karena keinginan seorang anak gelandangan yang hendak menghadiahkan mobil mewah untuk adiknya yang membuat Roy tak dapat menahan haru pada saat itu juga, tetapi karena ketulusan kasih seorang kakak yang selalu ingin memberi yang terbaik bagi adiknya. Seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu. Kisah ini diambil dari sebuah kisah nyata yang ditulis dalam sebuah buku "Stories for the family's heart" by Alice Gray. Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

... SEDIKIT TIPS AGAR SELALU CANTIK SETIAP SAAT ...

Bismillahir-Rahmanir-Rahim .... Agar wajah selalu segar, berseri-seri, dan cantik, cucilah minimal 5 kali sehari yaitu dengan air wudhu. Jangan langsung dikeringkan oleh handuk, biarkan menetes dan kering sendiri. Lalu ambillah sajadah, shalat, berdzikir, berdoa. Untuk menghilangkan stress, salah satu penyebab kerut di wajah, perbanyaklah ‘olah raga’. Jikatidak ada waktu untuk pergi ke studio fitness, spot-gym, dll, cukup dengan memperbanyak shalat-shalat sunnat. Dengan shalat berarti kita menggerakan seluruh tubuh. Konsultasikan semua keluh kesah kita pada Dzat Yang Maha Tahu - Allah SWT dengan dzikir dan doa. Untuk pelembab, agar awet muda, gunakanlah senyum. Tidak hanya di bibir tapi di hati juga. Katakan pada diri sendiri anda adalah cantik dan tidak memerlukan segala macam operasi plastik. Tidak lupa membisikan ‘kata kunci’ “Allahumma kamaa hassanta khalqii fahassin khuluqii” “Ya Allah sebagaimana engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pula akhlaq ku” (HR. Ahmad). Untuk mendapatkan bibir cantik, bisikan kalimat-kalimat Allah, tidak berkata bohong, atau menyakiti hati orang lain, tidak dipakai menyombongkan diri atau takabur. Agar tubuh langsing, singset dan mulus, lakukan diet yang teratur yaitu dengan berpuasa seminggu 2 kali, Senin dan Kamis. Jika kuat, lebih bagus lagi berpuasa seperti nabi Daud AS. Makanlah makanan halal, perbanyak sayuran, buah-buahan, air putih. Untuk mengembangkan diri, sebarkan salam dan sapaan. Dengan demikian kita akan banyak dikenal dan disayangi. Insya Allah ...

Sepuluh Tahun Aku Membenci Suamiku

Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki : Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri. Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka. Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku. Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku. Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya. Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami. Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku. Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi. Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya. “Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut. Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??” “Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat, kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu. Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah. Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “Selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas. Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis. Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara. Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku. Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya. Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku. Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya. Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku. Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia. Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku. Istriku Liliana tersayang, Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu. Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang. Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku. Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy! Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note. Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta. Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi. Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?” Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.” Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?” Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.” Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.

Dunia Agama ku : Tentara korea berbondong bondong masuk islam

Subhanallah... sebanyak 38 tentara Korea Selatan secara spontan berikrar masuk Islam. Ke-38 tentara Korea itu, satu orang diantaranya seorang komandan bernama Kapten San Jin Gu sedang 37 lainnya adalah prajurit. Kapten San adalah salah satu komandan Brigade 11 SF, pasukan perdamaian PBB dari Korea Selatan yg ditugaskan di Irak. Kapten San dan pasukannya bertugas di wilayah Irbil, Irak Utara. saat bertugas di wilayah tersebut, Kapten San Jin-Gu sering mengamati orang-orang muslim sholat berjamaah di masjid. Kebetulan markas pasukannya berada dekat sebuah masjid. Ia sangat tertegun dengan gerakan- gerakan sholat. Karena dihinggapi rasa penasaran, ia mencoba menirukan seluruh gerakan sholat dan dipraktekan dikamarnya sendirian. Pada saat mempraktekan itulah Kapten San Jin-Gu merasakan ada ketenangan, dan perasaan damai dalam hatinya. Itulah sebabnya, gerakan2 sholat tsb kemudian ia jadikan program meditasi di pasukan yg ia pimpin (disamping Yoga), dan ternyata sebagian besar prajurit setelah mempraktekan gerakan2 sholat tsb merasakan hal yg sama, mereka juga merasa lebih tenang dan damai. Sejak itu Kapten San berinisiatif mempelajari Islam untuk mengenalnya lebih dalam lagi, dan akhirnya ia memutuskan untuk memeluk Islam. Ketika niatnya ingin memeluk Islam disampaikan kepada prajurit-prajuritnya, ia berkata: “Aku telah menemukan cahaya kehidupan yang sesungguhnya, aku ingin berada dalam cahaya itu, dan cahaya itu adalah Islam”. Tanpa ia duga, secara spontan 37 prajurit yang ia pimpin mengangkat tangan mereka, sebagai tanda ikut bersama komandannya untuk juga memeluk Islam Subhanallah.

Sedikit Cerita bu Ainun

Ibu Ainun Habibie : "Mengapa saya tidak bekerja ? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir : buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yg barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri? Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri ? Anak saya akan tidak memiliki ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Bertahun- tahun kami bertiga hidup begitu." Jangan biarkan Anak-anakmu hanya bersama pengasuh mereka. Bagaimana bila dibantu pengasuhan dengan kakek neneknya? Sudah cukup rasanya membebani orangtua dengan mengurus kita sejak lahir sampai berumah tangga. Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orangtua untuk penuh beribadah sepanjang waktu di hari tuanya. Mudah2an ini bisa jadi penyemangat dan jawaban utk ibu-ibu berijazah yang rela berkorban demi keluarga & anak2nya. Karena ingin Rumah Tangganya tetap terjaga & anak2 bisa tumbuh dgn penuh perhatian, tdk hanya dalam hal akademik, tp jg utk mendidik agamanya, karena itulah sejatinya peran orangtua. Belajar dari kesuksesan orang2 hebat, selalu ada pengorbanan dari orang2 yang berada dibelakangnya, yang mungkin namanya tidak pernah tertulis dalam sejarah. Berbanggalah Engkau sang Ibu Rumah Tangga, karena itulah pekerjaan seorang wanita yg paling mulia...

Dunia Akademik: Teori Social Co-Presence Dalam Komunikasi Seluler.

Teori kehadiran bersama sosial (social co-presence theory) lahir dari gabungan teori kehadiran sosial (social presence theory) dan teori kehadiran bersama (co-presence theory). Kehadiran atau dalam pemahaman awalnya dari bahasa Inggris, presence, dapat diartikan sebagai ilusi persepsi tanpa suatu mediasi (Lombard & Ditton, 1997). Pemahaman seperti ini memperlihatkan bahwa orang-orang merasa suatu kehadiran disebabkan adanya keinginan perasaan akan ketidakpercayaan yang perlu dijelaskan dengan bangunan realitas dalam lingkungan yang termediasi (Lee, 2004b). Lee (2004a) maupun Nass (dalam Lee & Nass, 2004) mengatakan bahwa kehadiran sebagai suatu keadaan psikologi dalam pengalaman yang virtual yang tidak disadari. Kehadiran seringkali dikategorisasikan dalam dua fenomena yang saling terkait (Heeter, 1992; Biocca, 1997; Biocca, Harms & Burgoon, 2003) yaitu pertama, telepresence, perasaan mereka yang berinteraksi tentang kehadiran dalam ruang virtual tanpa perasaan menjadi bersama dengan orang lain misalnya dalam komunikasi telemarketing. Kedua adalah social presence, yang memperlihatkan mereka-mereka yang berinteraksi menjadi bersama dengan orang lain dalam ruang seperti berbagi emosi atau pikiran antara mereka yang saling berinteraksi melalui komunikasi yang termediasi. Teori ini biasa digunakan dalam computer mediated communication (CMC). Teori kehadiran sosial mempertimbangkan cara-cara kesuksesan media membawa makna partisipan-partisipannya seperti hadir secara fisik; komunikasi tatap muka digunakan sebagai standar untuk penilaian. Dimensi kehadiran sosial tidak hanya pada fitur verbal dari pertukaran tetapi juga pada isyarat vokal dan nonverbal, bahasa tubuh, dan konteks (Rice, 1993; 1987). Isyarat sosial yang berkurang (misalnya bahasa tubuh, gerakan isyarat, penampilan dll) dalam CMC disebabkan oleh bandwidth yang rendah, yang mempengaruhi komunikasi (Walter, 1993). Kehadiran sosial secara fundamental mempengaruhi partisipan memberikan emosi, intimasi, dan imediasi (kesiapan). Kajian-kajian awal dalam CMC memperlihatkan pesan yang lebih personal dengan konten emosi sosial yang lebih rendah menyebabkan kurangnya isyarat tentang konteks sosial (Hiltz, Johnson, & Turoff, 1986). Teori “cuesfiltered-out” (Sproull & Kiesler, 1986) digunakan untuk menjelaskan observasi ini (Culnan & Markus, 1987). Dengan demikian jelas bahwa hal ini membatasi informasi sosial, emosi dan kontekstual yang memiliki konsekuensi penting dalam interaksi khususnya pembentukan hubungan interpersonal sebagai fokus utama. Menurut Preece (2000), terdapat tiga cara utama bahwa hal-hal tersebut mempengaruhi komunikasi. Pertama, sinyal diperlukan untuk memahami percakapan yang hilang. Kedua, manajemen pembicaraan berubah dapat dimodifikasi; ketiga, ketidakmungkinan dalam penglihatan dan pendengaran dan dapat membuat lebih sulit untuk memahami informasi berdasarkan konteks pembicaraan dan perasaan pendengar. Dalam komunikasi tatap muka, subyek dapat menggunakan saluran komunikasi ganda ketika subyek menyampaikan konten emosional. Dalam telepon, pembicara tergantung secara utama pada linguistik dan isyarat vokal non-verbal dan dapat menggunakan jenis sinkronis interaksi. Lingkungan komunikasi dikarakteristik oleh tingkat virtualitas lebih tinggi dibandingkan jenis interaksi yang terjadi dalam percakapan normal. Kemudian, ketika percakapan tatap muka terjadi dalam lingkungan yang kooperatif secara konstan diatur oleh penyesuaian dan koreksi mutual yang memiliki umpan baik yang konstan (Goodwin & Heritage, 1990), CMC terjadi dalam lingkungan yang kurang kooperatif karena kondisi khusus yang disebakan oleh medium itu sendiri (Brenan, 1991). Yang kritis dalam konteks ini adalah kurangnya umpan langsung dan cepat sehingga membuat lebih sulit dalam memaknai perhatian pasangan. Walaupun demikian, ketidakhadiran fisik dan isyarat nonverbal tidak harus berarti bahwa medium komputer atau telepon seluler bersifat impersonal (secara penuh) atau menghilangkan isyarat sosial, atau mengisyaratkan kurangnya transmisi yang lemah dari yang dikomunikasikan secara tatap muka (Lea dan Spears, 1995). Teori kehadiran sosial (social presence) awalnya berasal dari teori-teori psikologi sosial dalam komunikasi interpersonal yang menganggap kehadiran sosial sebagai suatu yang hadir atau tidak secara sederhana. Dalam telekomunikasi, Short, William, dan Christie (1979) mendefinisikan “social presence” sebagai suatu tingkat penonjolan dari orang lain dalam komunikasi yang termediasi dan konsekuensi penonjolannya dalam interaksi interpersonal. Artinya kehadiran sosial tidak lagi diartikan sebagai suatu yang hadir atau tidak secara sederhana melainkan keberadaan sebagai suatu keberlanjutan (Kang, 2008). Pendapat ini sepertinya dipengaruhi oleh dugaan Goffman tentang “copresence” (Goffman, 1963) yang mendefinisikan secara luas sebagai kesadaran bersama tentang frase “menjadi bersama” dengan interaksi dua orang yang sadar antara satu dengan lainnya dalam ruang virtual, dan kesadaran mutual sebagai esensi kehadiran sosial. Kehadiran teknologi telah memiliki dampak yang besar dalam komunikasi manusia dengan manusia lainnya dan memperkuat konseptualisasi dari kehadiran sosial. Kekuatan teknologi mempengaruhi kehadiran sosial dalam komunikasi atau interaksi yang termediasi oleh teknologi. Hal seperti yang dilakukan oleh Biocca, Harms, dan Christie (2003) dengan mengajukan definisi komprehensif kehadiran sosial dengan dasar psikologi khususnya dalam interaksi yang termediasi. Biocca dkk. mengelaborasi definisi kehadiran sosial dengan anggapan bahwa kehadiran bersama melibatkan model orang-orang yang berinteraksi dan keinginan untuk mengakses orang lain dalam hubungan psikologi dibalik konsep kesadaran fisik. Biocca dan Harms (2002, dalam Kang, 2008) menilai bahwa efektivitas interaksi yang termediasi dapat dicapai dengan menciptakan kehadiran sosial dan peningkatan komunikasi sosial. Oleh karena itu, Biocca dkk. (2003) mengatakan bahwa pengukuran kehadiran sosial dapat digunakan untuk menilai performa teknologi bergerak seperti telepon genggam. Komunikasi telepon seluler digunakan untuk mengidentifikasi formasi dan kegiatan sehari-hari dalam paradigma jaringan sosial dan dalam sistem sosial berbasis orang yang saling berinteraksi berdasarkan kepercayaan (Nyiri, 2003). Telepon seluler memberikan penggunanya berbuat secara dinamis dan memberikan interaksi sosial yang lebih kuat tanpa harus menghadirkan diri setiap saat. Kang (2008) mengatakan bahwa dalam penelitian yang terkait dengan komunikasi telepon seluler, penelitian tersebut berakar dari hubungan kualitas dan kuantitas antara sesama orang yang saling berinteraksi tersebut. Kang juga lebih lanjut mengatakan bahwa dalam komunikasi telepon seluler terdapat tiga ruang yaitu dua ruang yang nyata dari orang yang saling bertelepon dan satu ruang dalam telepon. Orang-orang dapat berkomunikasi pada ruang ketiga yang posisinya ada di jaringan telepon tersebut secara bergerak setiap saat dan setiap waktu. Hal ini menekankan pentingnya konsep keterhubungan yang melekatkan dalam jaringan sosial dan interaksi sosial. Komunikasi telepon seluler memberikan ruang bagi orang-orang yang merasa terhubung antara satu dengan lain dalam jaringan komunikasi virtual. Selalu hadir dalam komunikasi telepon seluler juga memberikan kontribusi yang kuat dalam rasa keterhubungan (Kang, 2008). Sehingga dengan sendirinya situasi ini memberikan orang-orang yang berkomunikasi antara satu dengan lain makin terlibat dan responsif dalam lingkungan yang termedia seolah-olah mereka dalam situasi yang sama. Swinth dan Blascovich (2002) kemudian mengatakan bahwa deskripsi dominan dari co-presence telah digunakan untuk menggantikan kehadiran sosial (social presence) (Bailenson et al., 2006) dan kedua definisi ini dapat digunakan secara timbal balik. Walaupun demikian, Nowak (2001), Schroeder dkk (2001), Swinth dan Blascovich (2002) membedakan asumsi tentang kehadiran sosial (social presence) dan konsep kehadiran bersama (copresence). Schroeder dan rekan-rekannya menekankan kehadiran bersama sebagai suatu pendapat yang menggambarkan keterlibatan orang melalui sesuatu dan mengerjakan sesuatu bersama dalam ruang yang dihasilkan oleh teknologi seperti komputer yang membuat Collaborative Virtual Environment (CVE) yang terintegrasi dengan teknologi virtual reality (VR). Swinth dan Blascovich juga mendeskripsikan suatu perbedaan antara pendapat kehadiran sosial dan kehadiran bersama yang didefinisikan dalam kajian komunikasi dengan yang didefinisikan dalam lingkungan virtual. Menurut Swinth dan Blascovich, kehadiran bersama (co-presence) dapat dirasakan ketika orang-orang yang komunikasi berada dalam lokasi yang berbeda secara fisik namun mereka mempersepsikan satu sama lain dalam situasi bersama dalam lingkungan interpersonal yang sama. Artinya kehadiran bersama tidak merupakan syarat dari kehadiran sosial bersama yang dipertimbangkan memiliki dimensi fisik. Jenis kehadiran bersama yang dikatakan oleh Swinth dan Blascovich (2002) dapat ditemukan pada penelitian kehadiran bersama dari percakapan telepon yang dibuat oleh Biocca dan Delaney (1995). Kehadiran bersama pada penelitian Biocca dan Delaney didefinisikan sebagai perasaan bersama dengan orang lain dalam situasi percakapan. Dalam konteks ini orang-orang yang berkomunikasi dapat merasakan secara penuh kebersamaan tersebut walaupun mereka berada dalam lokasi fisik yang berbeda. Biocca, Harms, dan Christie (2003) menyarankan penggunaan kehadiran sosial (yang juga dianggap sebagai kehadiran bersama) dapat mengukur suatu evaluasi dari sistem performa telepon seluler. Rettie (2003) mengatakan bahwa keterhubungan merupakan suatu faktor yang kritikal dalam memilih saluran komunikasi seperti dalam rasa bersama dalam komunikasi telepon seluler. Apalagi selain Rettie, konsep keterhubungan dalam komunikasi telepon seluler telah banyak dideskripsikan sebagai bentuk keterikatan sosial (Townsend, 2001; Ling & Yvittri, 2022; De Gournay, 2002; Katz & Aakhus, 2002; Agar, 2003). Keterhubungan dalam komunikasi telepon seluler memperlihatkan bahwa panggilan telepon dapat dibingkai sebagai suatu interaksi sosial dalam telepon yang dipersepsikan sebagai ruang privasi dan ruang virtual yang dibagi bersama (Rettie, 2004). Dengan kerangka kerja berdasarkan Goffman (1959), Rettie memperkenalkan suatu cara eksplorasi tentang adanya kehadiran dan menggambarkan keterlibatan menonjol dalam bingkai spasial yang dapat menjelaskan perasaan orang yang berinteraksi menjadi lebih dekat dalam interaksi sosial dengan menggunakan telepon seluler. Palen, Salzman dan Young (2001) juga menggambarkan adanya dua ruang dalam penggunaan telepon seluler yaitu ruang fisik dan ruang percakapan. Gergen (2002) memperkenalkan istilah “kehadiran yang absen (absent presence)” yang diperluas dengan kehadiran telepon seluler. Dalam kehadiran yang absen ini terdapat ruang yang komunikatif antara pengguna telepon seluler dan merasa bersama sebagai bentuk dari perasaan keterhubungan. Keadaan ini membuat Kang (2008) mengajukan bahwa alasan orang memilih komunikasi telepon seluler adalah untuk menciptakan dan memperkuat hubungan sosial yang dapat ditemukan dari perasaan keterhubungan. Konsep keterhubungan sendiri menurut Kang adalah untuk menjelaskan kehadiran sosial (social presence) orang-orang dalam komunikasi telepon seluler. Dengan konteks ini Kang mempertegas bahwa kehadiran bersama (copresence) merupakan perasaan terhubung dan kesadaran bersama yang sebenarnya merupakan inti dari kehadiran sosial (social presence) (Rettie, 2004). Sehingga untuk mencapai keberhasilan berkomunikasi dengan menggunakan telepon seluler, orang-orang seharusnya hadir bersama dalam ruang telepon dengan kesadaran bersama dan perasaan terhubung dengan orang lain. Jika kehadiran bersama didefinisikan oleh Nowak dan Biocca (2003) sebagai perasaan terhubung, maka hal ini memperlihatkan adanya pemaknaan yang tumpang tindih dengan keterhubungan. Bagi Kang (2008) perlu dielaborasi lebih lanjut bahwa keterhubungan berbeda dengan kehadiran bersama untuk mendapatkan pemahaman tentang kehadiran sosial dalam komunikasi telepon seluler. Biocca, Harms dan Burgoon (2003) mendefinisikan kehadiran bersama (copresence) sebagai perasaan berhubungan dengan pikiran orang lain (Nowak & Biocca, 2003) atau hubungan psikologi antara dan dengan orang lain (Nowak & Biocca, 2003) yang melibatkan orang yang berinteraksi secara mutual dan kesadaran aktif tentang adanya orang lain. Nowak dan Biocca mengkonstruksi dua skala dari kehadiran bersama. Pertama adalah skala yang mengukur orang-orang yang berinteraksi mempersepsikan kehadiran bersama tentang keterlibatan interaksi pasangannya. Kedua adalah skala yang mengukur keadaan diri orang yang berinteraksi dalam kehadiran bersama (Nowak, 2001). Sehingga pendefinisian tentang kehadiran bersama melibatkan kesadaran sensorik yang melekat, lokasi bersama, eksistensi yang muncul, umpan balik atau interaktivitas dengan orang lain, dan perasaan kebersamaan (Kang, 2008). Gambar 1 Diagram yang mengilustrasikan hubungan logis antara kehadiran sosial, keterhubungan, dan kesadaran (Rettie, 2003) Rettie (2003) menggambarkan rasa keterhubungan sebagai perasaan bersama. Keterhubungan didefinisikan oleh Rettie sebagai keterlibatan psikologi orang yang berinteraksi melalui pengalaman emosional yang ditimbulkan secara independen oleh kehadiran orang lain. Definisi ini berbeda dengan definisi kehadiran sosial yang mengatakan bahwa orang berinteraksi melibatkan psikologi dan penilaian persepsi dari partisipan lain dan atau dari media atau akses yang dipersepsikan dengan kecerdasan lainnya (Biocca et al., 2001). IJsselstein, Baren, dan Lanen (2003, dalam Kang, 2008) dan Abeele, Roe dan Pandelaere dkk (2007, dalam Kang, 2008) juga menyatakan bahwa pendapat tentang keterhubungan seharusnya berbeda dengan pendapat tentang kehadiran bersama. IJsselstein dkk maupun Abeele dkk mengatakan bahwa pendapat keterhubungan melekatkan manfaat afeksi dari kesadaran sistem. Manfaat afeksi terdiri dari perasaan memiliki teman, atraksi kelompok yang lebih kuat, perasaan dekat, selalu mengikut perkembangan kehidupan orang lain, dan perasaan berbagi, memiliki dan intimasi. Oleh karena itu Rettie (2003) menyarankan bahwa orang yang berinteraksi dapat merasakan perasaan tanpa merasakan kehadiran sosial jika kehadiran bersama menjadi konsep inti walaupun tidak ada kesadaran akan kehadiran orang lain. Jika dilihat dari pengguna telepon seluler, maka perasaan keterhubungan dapat dirasakan tanpa kesadaran orang lain yang muncul ketika terjadi interaksi dengan menggunakan pesan singkat (SMS) dalam telepon seluler (Kang, 2008). Untuk itu, keterhubungan dan kehadiran bersama berbagi keterlibatan psikologi yang akan digunakan untuk mendefinisikan konsep baru kehadiran bersama secara sosial termasuk keterkaitan psikologi (Kang, 2008). Berdasarkan pemikiran ini, perluasan definisi ini memberikan kombinasi konsep kehadiran bersama dikembangkan oleh Biocca dkk dengan persepsi media komunikasi oleh orang yang berinteraksi dengan suatu evaluasi kesuksesan komunikasi oleh orang yang berinteraksi. Kang (2008) mengkonstruksi konsep baru kehadiran sosial atau kehadiran bersama orang yang berinteraksi dalam komunikasi telepon seluler untuk memahami lebih baik efek dari komunikasi telepon seluler dalam komunikasi manusia dan kehidupan sehari-hari. Dengan tegas Kang mengatakan istilah untuk konteks ini disebut dengan Social copresence. Lebih lanjut Palen, Salzman, dan Youngs (2001) mengatakan bahwa orang dapat secara psikologi terlibat dengan keterhubungan dalam ruang percakapan. Misalnya dalam telepon, orang yang saling berinteraksi secara sosial melibatkan dan membangkitkan pengalaman emosional yang berdiri sendiri tanpa kehadiran orang lain secara nyata (Rettie, 2003). Interaksi yang terjadi didasari oleh kepercayaan tingkat tinggi yang saling mutual dan mendukung (Gergen, 2002). Keterhubungan dalam ruang percakapan juga memperkuat intimasi antara pengguna dalam jaringan sosial (Gergen, 2002). Intinya terdapat keterlibatan antara orang yang berinteraksi dan perasaan bersama dalam interaksi sosial dengan menggunakan telepon seluler. Dengan demikian kehadiran bersama secara sosial dapat dipahami sebagai keterlibatan melalui kesadaran mutual antara mereka yang memiliki akses terhadap orang lain secara sadar, psikologi dan emosional (Biocca & Harms, 2002) dalam lingkungan termediasi yang dipersepsikan sebagai suatu kapabilitas yang mendukung komunikasi sosial seperti pada gambar 2 Gambar 2 Diagram yang mengilustrasikan hubungan logis antara komponen-komponen kehadiran bersama secara sosial (Kang, 2008) by:DR. Irwansyah, MA --------------------------- Bandwidth adalah kemampuan untuk membawa seluruh sinyal komunikasi yang diperlukan untuk menyampaikan konten sosial, emosi dan kontekstual. Dalam sistem teks misalnya, baik informasi tugas dan informasi sosial dibawa dalam saluran linguistik dan verbal yang sama dan tunggal yang walaupun cukup untuk kebanyakan informasi tugas, tetapi tidak dapat mentransmisikan informasi non verbal seperti bahasa tubuh, tekanan suara dan lain sebagainya. Dapat dilihat lebih lanjut dalam Culnan, M. J. & Markus, M. L. (1987). Dasar argumentasi teori cuesfiltered-out adalah komunikasi yang bermediasi komputer yang berbasis teks memiliki kekurangan makna fisik dan sosial yang mengarah pada anti normatif dan perilaku yang tidak terhalang. Ruang siber tanda fisik memiliki kekurangan yang menyebabkan penggunannya tidak dapat menggunakan bahasa tubuh, intonasi suara, dan ekspresi wajah. CMC juga memiliki kekurangan pada norma sosial dan standar sosial yang bersama. Hal ini menyebabkan penggunanya lebih agresif dan impulsif. Keterhubungan adalah keterikatan sosial (Kang, 2008). Kehadiran bersama adalah perasaan berhubungan dengan pihak orang lain (Kang, 2008)